hir-akhir ini ramai diperbincangkan tentang minimnya kontribusi ilmuwan Indonesia terhadap sain dan teknologi
dunia. Hal ini ditandai dengan jumlah publikasi hasil penelitian yang
dilakukan oleh ilmuwan Indonesia, baik dari perguruan tinggi maupun
lembaga penelitian semacam LIPI, pada jurnal
ilmiah internasional bereputasi yang sangat sedikit. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
(DIKTI), dan Kemeterian Riset dan Teknologi berupaya untuk meningkatkan
jumlah publikasi di jurnal internasional bereputasi. Beberapa upaya
yang telah dilakukan, antara lain: (i) memberikan dana hibah penelitian
dengan target luaran publikasi di jurnal internasional, dan (ii)
memberikan insentif bagi peneliti yang berhasil mempublikasikan hasil
penelitiannya pada jurnal internasional. Beberapa perguruan tinggi juga
melakukan hal yang sama. Selain itu, untuk dosen yang menduduki jabatan
profesor juga dituntut untuk dapat mempublikasikan hasil penelitiannya
di jurnal internasional paling tidak satu publikasi dalam periode 5
tahun. Untuk dapat lulus doktor juga dipersyaratkan untuk publikasi pada
jurnal internasional.
Barangkali muncul pertanyaan jurnal internasional seperti apa yang
dipandang layak dan diakui oleh ilmuwan internasional. Kriteria atau parameter
apa yang menjadi tolok ukur kualitas sebuah jurnal internasional
mengingat saat ini ada banyak sekali yang mengklaim jurnal yang
diterbitkan adalah jurnal internasional berkualitas tinggi. DIKTI dalam
hal ini menggunakan kriteria bahwa jurnal tersebut harus terindeks di SCOPUS untuk mengukur kualitas sebuah jurnal ilmiah. Indikator lain yang digunakan adalah jurnal yang memiliki impact factor, yang lebih banyak dipakai secara internasional. Impact factor adalah salah satu cara untuk mengevaluasi kualitas jurnal yang dilakukan oleh ISI Journal Citation Reports (JCR).
Indikator ini telah dipandang menjadi indikator utama untuk mengukur
secara kuantitatif kualitas sebuah jurnal, paper risetnya, peneliti
yang menulis paper tersebut dan bahkan institusi dimana mereka bekerja. Impact factor jurnal adalah ukuran seberapa sering rata-rata artikel pada sebuah jurnal telah disitasi pada tahun tertentu. Impact factor
membantu kita mengevaluasi pentingnya jurnal relatif, khususnya ketika
membandingkan dengan jurnal lain dalam bidang yang sama. Impact factor
dihitung dengan membagi jumlah sitasi pada tahun sekarang pada artikel
yang dipublikasi dalam dua tahun sebelumnya dengan jumlah artikel total
yang dipublikasi dalam dua tahun sebelumnya. Impact factor merupakan salah satu dari tiga ukuran standar yang diciptakan oleh The Institute of Scientific Information (ISI)
yang digunakan untuk mengukur cara sebuah jurnal menerima sitasi pada
artikelnya dengan berlalunya waktu. Akumulasi sitasi cenderung mengikuti
kurva seperti Gambar 1. Sitasi pada artikel yang dipublikasi dalam
suatu tahun meningkat secara tajam sampai sebuah puncak antara dua dan
enam tahun setelah publikasi. Dari puncak ini, sitasi turun dengan
waktu. Kurva sitasi suatu jurnal dapat digambarkan dengan ukuran relatif
dari kurva tersebut (dalam luas dibawah garis), memanjang sampai dimana
puncak kurva mendekati titik pusat, dan laju penurunan kurva.
Karakteristik ini membentuk basis indikator ISI impact factor, immediacy index, dan cited-half life. Gambar 1. Kurva sitasi secara umum.Impact factor adalah sebuah ukuran dari ukuran relatif kurva
sitasi pada tahun 2 dan 3. Ini dihitung dengan membagi jumlah sitasi
sekarang yang diterima sebuah jurnal pada artikel yang dipublikasi dalam
dua tahun sebelumnya dengan jumlah artikel yang dipublikasi pada tahun
yang sama. Jadi, sebagai contoh, impact factor 2010 adalah sitasi dalam
2010 pada artikel yang dipublikasi pada 2008 dan 2009 dibagi dengan
jumlah artikel yang dipublikasi pada 2008 dan 2009. Angka yang
dihasilkan tersebut dapat dipandang sebagai jumlah sitasi rata-rata yang
diterima artikel per tahun dalam dua tahun setelah tahun publikasi.
Menggunakan jurnal X sebagai contoh: Sitasi pada 2010 terhadap artikel yang dipublikasi pada:
2009 = 258
2008 = 199
Jumlah = 457
Jumlah artikel yang dipublikasi pada:
2009 = 116
2008 = 71
Jumlah = 187
Perhitungan: Impact Factor = 457/187 = 2.444 Immediacy index memberikan ukuran kemiringan kurva, yakni:
sampai sejauh mana puncak kurva terletak didekat titik pusat grafik. Ini
dihitung dengan membagi sitasi yang diterima jurnal pada tahun itu
dengan jumlah artikel yang dipublikasi pada tahun itu. Sebagai contoh, immediacy index
adalah jumlah rata-rata sitasi pada 1999 pada artikel yang dipublikasi
pada 1999. Angka yang dihasilkan dapat dipandang sebagai gradient awal
kurva sitasi, suatu ukuran seberapa cepat artikel dalam jurnal itu
mendapatkan sitasi setelah publikasi. Cited half-life adalah ukuran kecepatan penurunan kurva
sitasi. Ini adalah jumlah tahun dimana jumlah sitasi sekarang menurun
sampai 50% dari nilai awal (cited half-life adalah 6 dalam
contoh yang diberikan pada Gambar 1). Ini merupakan ukuran berapa lama
artikel dalam jurnal terus disitasi setelah publikasi.
Dari tiga ukuran yang diuraikan diatas, impact factor adalah yang paling umum digunakan. Nilai impact factor dipengaruhi oleh factor sosiologi dan statistik. Faktor sosiologi meliputi bidang subyek jurnal, tipe jurnal (letter, full paper, review)
dan jumlah rata-rata penulis per paper (yang terkait dengan bidang
subyek). Faktor statistik meliputi ukuran jurnal dan ukuran jendela
pengukuran sitasi.
Pada umumnya, subyek fundamental dan murni memiliki impact factor lebih tinggi daripada yang spesialiasasi atau terapan. Variasi cukup besar dimana jurnal terbaik dalam satu bidang memiliki impact factor
yang lebih rendah daripada jurnal paling bawah dalam bidang yang lain.
Yang terkait erat dengan variasi bidang subyek adalah gejala kepenulisan
berjumlah banyak. Jumlah rata-rata kolaborator pada paper bervariasi
menurut bidang subyek, dari sains sosial (dengan dua penulis per paper)
ke fundamental life sciences (dimana ada lebih dari empat).
Tidak mengejutkan, dengan diberikan kecenderungan penulis untuk merujuk
ke hasil kerjanya sendiri, ada korelasi yang kuat dan penting antara
jumlah rata-rata penulis per paper dan impact factor rata-rata untuk bidang subyek. Jadi, perbandingan impact factor sebaiknya dibuat hanya untuk jurnal dalam bidang subyek yang sama.
Bahkan dalam bidang subyek yang sama, akan ada variasi yang penting menurut tipe jurnal atau tipe artikel. Jurnal publikasi short atau rapid (sering disebut jurnal “Letters”, mempublikasikan paper pendek, jangan dibingungkan dengan letter to editor) pada umumnya akan memiliki impact factor lebih tinggi daripada jurnal full paper. Impact factor rata-rata review journal umumnya lebih tinggi diatas semua tipe jurnal lain. Tabel 1 menyajikan impact factor beberapa jurnal bidang Teknik Kimia dan yang terkait yang diterbitkan oleh Elsevier B.V. Tabel
1. Impact factor jurnal teknik kimia dan yang terkait yang diterbitkan
oleh Elsevier, diurutkan dari impact factor tertinggi. Sumber :http://elkimkor.com/2014/06/14/impact-factor-jurnal-ilmiah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar