Termotivasi oleh curhatan seorang teman, dosen di sebuah perguruan tinggi di Indonesia, yang mengatakan bahwa dia minder untuk mengirim paper ke jurnal
ilmiah internasional (selanjutnya saya sebut saja “jurnal ilmiah”),
saya coba tuliskan apa yang saya ketahui tentang publikasi jurnal ilmiah
pada kesempatan kali ini. Teman saya ini merasa bahwa dia tidak mampu
membuat paper yang bermutu, dengan bahasa Inggris yang baik, dan karena teman saya ini seorang dosen teknik, dia juga tidak percaya diri karena sulitnya melakukan eksperimen karena ketiadaan fasilitas.
Kata-kata yang saya tebalkan di atas
menjadi kata kunci yang menarik. Tetapi sebelum membahas kata-kata kunci
tersebut, mari kita tinjau dahulu satu pertanyaan mendasar ini:
Mengapa dosen / peneliti /
mahasiswa /akademisi harus membuat paper ke jurnal internasional?
Bukankah ke jurnal nasional saja cukup?
Sebelum menjawab pertanyaan di atas, saya ingin tekankan satu hal berikut: kalau
kita (dosen, peneliti, mahasiswa, akademisi) ingin melihat kemampuan
kita menganalisa masalah, membuat solusi masalah, menjelaskannya kepada
orang lain, membuat paper ke jurnal ilmiah adalah WAJIB hukumnya. Lebih
baik lagi juga Anda setorkan paper Anda ke jurnal internasional, karena
karya Anda akan dinilai oleh reviewer-reviewer internasional, sehingga
diharapkan ada komentar-komentar konstruktif yang Anda dapatkan.
Tidak ada cara lain? Ada, tetapi dengan
membuat paper ke jurnal ilmiah, buah pikiran kita akan lebih terarah
sehingga semakin obyektif dan komprehensif, karena dalam proses
publikasi jurnal ilmiah, terjadi proses
peer-reviewing. Mengenai
reviewing ini, saya pernah bahas di Kompasiana juga. Silakan kunjungi link
ini. Saya juga pernah bercerita tentang pengalaman saya me-review paper orang lain
di sini.
Singkatnya, paper yang kita setorkan ke jurnal ilmiah akan direview,
dalam artian dinilai, apakah paper kita layak untuk dipublikasi. Jika
masih belum layak, maka besar kemungkinan paper kita akan ditolak.
Tetapi yang paling penting adalah
kita mendapat feedback berupa saran-saran bagaimana sebaiknya paper kita itu dikembangkan.
Pada artikel ini, saya ingin memfokuskan diri pada tiga kata kunci yang teman saya sebutkan pada paragraf pertama: mutu paper, bahasa Inggris, kekurangan fasilitas riset. Bagian terakhir akan membahas tips agar paper Anda memiliki peluang untuk dapat dipublikasikan di jurnal internasional.
1. Mutu paper
Sebenarnya paper yang bermutu itu yang bagaimana sih? Yang jelas, paper tersebut bukan paper plagiasi. Jangan coba-coba menjadi plagiat! Hukumannya sangat berat. Anda bisa di-black list
oleh sebuah jurnal. Dan sialnya, jika jurnal tersebut merupakan bagian
dari grup yang lebih besar, misalnya IEEE, maka Anda dapat juga di-black list di jurnal-jurnal lainnya di bawah grup tersebut. Lebih parah lagi, jika grup jurnal yang lain juga ikut-ikutan mem-black list nama Anda.
Mutu paper juga dilihat dari kontribusi.
Bagaimana mengukur kontribusi? Gampang-gampang susah. Satu hal yang
harus Anda lakukan untuk dapat menghasilkan kontribusi adalah membaca sebanyak mungkin publikasi terkini (sekitar 2-5 tahun terakhir).
Kontribusi dapat merupakan inovasi kecil, pengembangan dari inovasi
yang sudah ada, atau malah merupakan ide baru yang sangat signifikan.
Tetapi secara praktek, dapat saya
katakan bahwa “mutu paper” telah berubah makna menjadi “mutu paper
berdasarkan pengamatan reviewer”. Jadi, jika reviewernya terlalu “baik”,
bisa jadi paper Anda yang sebetulnya kurang memberi kontribusi, dapat
saja menjadi paper yang bermutu. Sebaliknya, jika reviewernya terlalu
“killer”, paper Anda yang sangat brilian pun sulit untuk dipublikasikan.
Jadi, subyektifitas terhadap mutu paper sangat tinggi pada semua jurnal
ilmiah.
Jadi apa yang dapat disimpulkan dari
sini? Saran saya kepada Anda: jangan kuatir tentang kualitas paper Anda.
Setor segera paper Anda ke jurnal yang Anda tuju! Masalah mutu, itu
biarlah para reviewer yang menilai.
2. Bahasa Inggris
Bahasa Inggris Anda buruk? Jangan
khawatir. Para peneliti di China, Korea, dan Jepang juga memiliki
keterbatasan berbahasa Inggris. Ada jasa pemeriksaan bahasa Inggris yang
disebut proof-reader. Anda dapat menggunakan jasa ini untuk
memeriksa paper Anda. Masalah bahasa Inggris ini sebenarnya
gampang-gampang susah. Jika masalahnya adalah grammar mungkin mudah memeriksanya. Bagaimana jika masalahnya adalah pilihan kata?
Setiap disiplin ilmu memiliki
terminologi-terminologi khusus yang khas milik disiplin ilmu tersebut.
Untuk mengenali terminologi-terminologi tersebut, Anda harus banyak
membaca paper-paper di bidang yang sama, dan catat kata-kata yang sering
mereka gunakan.
3. Kekurangan fasilitas riset
Sepertinya banyak peneliti di bidang
teknik merasa bahwa paper yang berpeluang besar untuk lolos publikasi
adalah paper yang juga memuat hasil eksperimen. Pendapat ini tidak
salah. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua jurnal mewajibkan adanya
hasil eksperimen. Semua itu tergantung apa kata reviewer sebenarnya.
Namun sejauh pengamatan saya terhadap paper-paper jurnal ilmiah (khusus
yang di bidang teknik), ini adalah masalah kontribusi.
Ketika kontribusi Anda berupa teori /
proposisi yang cukup fundamental, atau Anda memperkenalkan satu masalah
baru, biasanya verifikasi teori / proposisi Anda tersebut cukup
dilakukan sampai simulasi. Ketika kontribusi Anda tidak terlalu kuat di
teori / proposisi, Anda sebaiknya memang membuat satu eksperimen untuk
memverifikasi hasil penelitian Anda.
Namun demikian, beberapa jurnal,
meskipun tidak menyebutkan secara eksplisit mengenai kewajiban
menyertakan hasil eksperimen, memiliki gaya publikasi yang menyertakan
hasil eksperimen.
Jurnal Control Engineering Practice
adalah salah satunya. Namun bagi Anda yang tidak memiliki fasilitas
eksperimen, jangan berkecil hati. Banyak jurnal yang masih
mempublikasikan hasil-hasil simulasi dan tidak terlalu mementingkan
hasil-hasil eksperimen.
4. Beberapa tips agar paper Anda terpublikasi di jurnal internasional
Sebenarnya saya tidak berani menjamin
bahwa paper Anda terpublikasi di jurnal internasional setelah mengikuti
beberapa tips di bawah ini. Tetapi saya ingin tegaskan bahwa : milikilah mentalitas untuk tidak takut ditolak. Jangan terlalu ambil pusing mengenai paper Anda akan ditolak. Pikirkanlah bahwa Anda akan mendapatkan feedback dari reviewer. Kebutuhan utama Anda adalah feedback. Baiklah, beberapa tips berikut ini mungkin dapat membantu paper Anda terpublikasi:
a. Anda ingin paper Anda cepat dipublikasikan?
Coba ambil 3 atau 4 paper dari jurnal yang Anda tuju. Biasanya pada halaman pertama paper tersebut tercantum tanggal setoran pertama, dan tanggal paper tersebut dinyatakan
accepted (layak dipublikasikan). Informasi tersebut menggambarkan situasi sebenarnya dari proses
peer-reviewing jurnal tersebut. Jika rata-rata proses
peer-reviewing di atas satu tahun, mungkin Anda perlu mempertimbangkan kembali untuk menyetor paper Anda ke jurnal tersebut.
b. Anda ingin paper Anda menjadi paper yang berkualitas?
Setorlah ke jurnal yang memiliki impact factor (IF) tinggi. NB: Impact factor merupakan satu besaran yang menggambarkan perbandingan antara jumlah paper yang men-
cite
paper di jurnal tersebut dengan jumlah paper yang dipublikasikan di
jurnal tersebut. Jurnal dengan IF tinggi biasanya memiliki proses
seleksi yang ketat, dengan reviewer-reviewer yang “garang”. Mungkin
paper Anda akan ditolak. Tetapi jangan khawatir, reviewer biasanya
memberi
feedback tentang kekurangan paper Anda. Anda dapat
merevisi paper Anda berdasarkan komentar reviewer dan mengirimnya ke
jurnal yang lain. Untuk mendapatkan
feedback lagi tentunya.
c. Anda adalah seorang perfeksionis? Sebaiknya jangan terapkan sifat perfeksionis Anda terlalu banyak
dalam menulis paper. Paper Anda tidak akan selesai! Cukup Anda batasi
ide-ide Anda, sehingga cukup untuk ditulis dalam paper sebanyak 12
halaman (2 kolom), tergantung peraturan di jurnal tersebut. Mungkin Anda
merasa bahwa paper Anda tidak bermutu. Ah, itu hanya perasaan
Anda saja. Ketika Anda merasa paper Anda memiliki minimal satu
kontribusi, coba saja setor ke jurnal, dan lihat apa kata reviewer :)
d. Ketika Anda menerima paper yang sudah direview, perbaikilah paper Anda hanya pada hal-hal yang diminta oleh reviewer.
Mungkin Anda memiliki ide-ide baru untuk pengembangan paper Anda dan
Anda ingin menambahkan ide-ide tersebut pada paper Anda yang sudah
diberi feedback. Ini tidak direkomendasikan!
Mengapa? Karena akan menimbulkan pertanyaan baru dari reviewer, yang
berarti… proses publikasi Anda akan berlangsung lebih lama lagi. Jika
Anda mempunyai ide-ide baru di luar feedback reviewer, lebih baik Anda buat satu lagi paper baru dan setor ke jurnal lain.
e. Ini sedikit tricky dan sebuah situs humor pernah menyinggungnya: Buatlah konsep Anda di paper lebih sulit daripada kenyataan sebenarnya. Bukan
maksud ingin menipu. Tetapi sebuah konsep, jika dibuat lebih
“artistik”, atau lebih “rumit”, itu dapat dianggap sebagai alternatif
ekspresi atas sebuah masalah. Jika konsep tersebut dinyatakan dalam
bentuk matematis, cobalah membuat bentuk matematis tersebut lebih
formal, dan terlihat lebih kompleks. x = 1 dapat dituliskan sebagai
x=(sin(a))^2 + (cos(a))^2 , bukan?
f. Jangan remehkan template paper. Setiap jurnal memiliki template paper versi mereka sendiri. Sebisa mungkin ikuti template
ini. Jangan ada kesalahan penulisan, kesalahan rumus, dan kekurangan
tanda baca, kesalahan penggunaan huruf kapital, dll. Juga, jangan sampai
tulisan Anda terkesan seperti sampah dengan menerapkan font size yang
berbeda-beda untuk tujuan yang tidak jelas. Reviewer akan merasa malas
untuk memeriksa paper Anda. Kerapian adalah hal yang harus dijaga selama
proses review.
g. Buatlah gambar Anda terlihat jelas. Keterangan-keterangan pada gambar jangan sampai kabur / blur, atau font-nya terlalu kecil, atau terlalu besar. Buatlah sama dengan font dari teks yang lain. Ini penting untuk menjaga mood
reviewer. Jangan sampai paper Anda ditolak hanya karena penulisan paper
yang tidak profesional. Selain buang-buang waktu, tujuan Anda untuk
mendapatkan feedback dari isi jurnal Anda tidak tercapai.
h. Misalnya Anda ingin menyetor paper Anda ke jurnal Automatica. Editor akan merasa senang apabila Anda juga men-cite beberapa paper dari jurnal Automatica tersebut. Ini akan berakibat meningkatnya impact factor jurnal tersebut. Tidak perlu terlalu banyak. Cukup 4-6 jurnal yang dipublikasikan dalam 2 tahun terakhir.
i. Biasanya, ketika Anda melakukan
penyetoran paper via website, ada isian yang mewajibkan Anda mengisi
nama orang yang Anda rekomendasikan sebagai reviewer. Isian ini
diperlukan oleh Editor untuk menentukan kepada siapa paper Anda ini akan
diserahkan untuk direview. Nah, siapakah orang itu? Sebaiknya, jika
Anda ingin paper Anda dinilai secara profesional dan tidak main-main,
isilah dengan nama peneliti yang pakar di bidang tersebut. Lho, bukannya dengan begitu peluang ditolak sangat besar? Ya, benar. Tetapi Anda mendapat feedback dari pakarnya, bukan dari orang-orang sembarangan. Tetapi jangan lupa, untuk menjaga mood reviewer, Anda sebaiknya men-cite paper-paper dari reviewer yang Anda rekomendasikan tersebut. Dengan men-cite paper dari reviewer tersebut, Anda sudah membantunya untuk menjadi “sedikit lebih terkenal” karena paper-papernya ada yang men-cite. Catatan:
Meskipun Anda merekomendasikan si A sebagai reviewer, pada prosesnya
belum tentu si A ini akan mereview paper Anda. Mungkin beliau terlalu
sibuk, sehingga tidak punya waktu untuk paper Anda. Anda juga tidak akan
tahu siapa yang akhirnya menjadi reviewer Anda.
j. Ini yang sering dilupakan orang: periksa scope dari jurnal yang Anda tuju. Lalu periksalah apakah paper Anda membahas hal-hal yang termasuk dalam scope jurnal tersebut. Jangan sampai waktu Anda terbuang dan paper Anda ditolak karena alasan out of scope!
Semoga dengan 10 tips ini membuat image
bahwa mempublikasikan karya di jurnal internasional itu tidak lagi
“berat”, tetapi “sedikit lebih ringan” (karena perlu diakui, memang
berat. Tetapi kalau sudah tahu trik-nya, akan terasa menyenangkan).
Akhir kata, untuk para dosen, peneliti,
mahasiswa, akademisi yang lain, jangan takut untuk mengirimkan paper
Anda ke jurnal internasional. Akan banyak manfaat yang bisa Anda
dapatkan, dan banyak manfaat juga yang dapat diraih oleh dunia
pendidikan Indonesia!
Sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2012/08/02/beratkah-mempublikasikan-paper-di-jurnal-ilmiah-internasional-476227.html